Duku adalah tumbuhan identitas untuk Provinsi Sumatera Selatan.
MANFAAT:
Duku terutama ditanam untuk buahnya, yang biasa dimakan dalam keadaan segar. Ada pula yang mengawetkannya dalam sirup dan dibotolkan. Kayunya keras, padat, berat dan awet, sehingga kerap digunakan sebagai bahan perkakas dan konstruksi rumah di desa, terutama kayu pisitan.
Beberapa bagian tanaman digunakan sebagai bahan obat tradisional. Biji duku yang pahit rasanya, ditumbuk dan dicampur air untuk obat cacing dan juga obat demam. Kulit kayunya dimanfaatkan sebagai obat disentri dan malaria; sementara tepung kulit kayu ini dijadikan tapal untuk mengobati gigitan kalajengking. Kulit buahnya juga digunakan sebagai obat diare; dan kulit buah yang dikeringkan, di Filipina biasa dibakar sebagai pengusir nyamuk. Kulit buah langsat terutama, dikeringkan dan diolah untuk dicampurkan dalam setanggi atau dupa.
Nama Ilmiah : Lansium domesticum
Asal Bibit : okulasi
Iklim Tumbuh Optimal : dataran rendah - tinggi
Masa Produktif : berbuah dalam 2 - 3 tahun
Bisa Ditanam Di Pot, Rekomendasi Ukuran Pot : diameter 60 cm
Buah bisa dimakan : dapat dimakan langsung
Penyiraman : sehari 1x
Kebutuhan Sinar Matahari : secukupnya, umumnya tanaman membutuhkan sinar matahari minimal 6 - 8 jam per hari
- harga yang tertera untuk 1 buah bibit dengan tinggi -+ 50-60 cm